14 December 2010

Entry malam ini pukul 9.00 pm

Assalamualaikum kawan2 . Rasa macam dah lama tak update blog ni . Tapi rasa macam selalu je . Kawan2 sihat tak ? Kalau tak sihat banyak2lah doa dan usaha untuk sembuh ye . Semalam waktu malam , ana dengan kakak ana sembeng2 mengenai banyak perkara . Kakak ana cakap " sepatutnya kita kena bersyukur kalau Allah bagi kita sakit " . Memang betul tu , kena bersyukur . Ujian yang kita terima ni tak delah besar mana pun . Hanya sikit je . Betulkan ?

Hari ni ana rasa happy sangat2 , tak taulah kenapa . Ana asyik berangan je fasih berbahasa arab . Angan2 yang hebat ! :)

Kawan2 pandai b.arab tak ? Kalau pandai dan fasih , ajar ana tau . Kalau tak nak ajar pun kena ajar juga . Heee ~ Gurau je .

Hari ni kan , sahabat2 ana asyik cerita pasal blog je . Ada yang nak buat , akan buat dan dah buat . Dan tidak lupa juga ada yang suruh ana ajar buatkan blog . BLOG . BLOG . BLOG .

Hebat betul blog tahun ni kan ? Ramai yang tertarik dengan BLOG . Ana pun sama dan mesti kawan2 pun tertarikkan , sebab tulah buat blog ? :)

Gambar2

Jom tengok gambar2 .



Ok , dah habis gambar . Sudah cuci mata kan ? Sekarang , sila senyum . Maniskan muka selalu .

Baca Kisah Menarik

*** Ia mutiara terindah dunia Bunga terharum sepanjang masa Ada cahaya di wajahnya Betapa indah pesonanya Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya Kelak, ia menjadi bidadari surga Terindah dari yang ada (hanan) ***

Pernahkah saudara-saudara melihat seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli. —- Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”
Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.” Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”
Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” —- Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.
Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.
Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.
Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.
Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.
Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu.

sumber : http://rinuka.multiply.com/
Share:

4 manusia berfikir:

  1. suka blog awak dan entry awak :)

    ReplyDelete
  2. salam..suka kata2 ni....blog ni juga cantek...follow awk... =)

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum wbt
    Mempelajari bahasa Arab tidaklah sesukar spt yg digambarkan kecuali kita kena selalu berkomunikasi dan bertalaqqi lebih2 lagi kaedah memahami AlQuran. Allah telah bersumpah 4X bahawa AlQuran adalah mudah dlm Surah AlQamar:17,22,32,40 وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٍ۬ Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
    Sudah tentulah utk mencapai ketaqwaan dan memahami AlQuran kena mengikuti qawa`id (kaedah2)AlQuran itu sendiri serta hadis Rasulullah saw spt terdpt dlm Surah AzZumar:28 قُرۡءَانًا عَرَبِيًّا غَيۡرَ ذِى عِوَجٍ۬ لَّعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ [Ialah] Al Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan [di dalamnya] supaya mereka bertakwa. Tinggi mana sekalipun bahasa Arab yg mrk milikki, kena juga kembali kpd AlQuran, bahasa asal yg tiada kebengkokan. Inilah yg terdpt dlm kitab Mu`tabar spt Ibnu Katsir, AtTabari, AlJalallain, AlQurthubi dsb. Malah dlm mukadimah kitab tafsir Ibnu Katsir menerangkan bahawa Ibnu Abbas r.a. berkata terdapat 4 jenis wajah/cara penafsirannya.
    1. Tafsir dimana hanya Allah SWT yg mengetahui maknanya.
    2. Tafsir dimana org2 yg rosikh dlm ilmunya ( Rasulullah, para sahabat, imam2 mazhab dan ulama)
    3. Tafsir dimana orang Arab lebih mengetahui (org ajam kena belajar)
    4. Tafsir dimana tidak dimaafkan atas kejahilannya (mesti kena belajar).
    Jadi pada peringkat yg kita nak belajar adalah wajah yg ke 4 (Surah AlQasas:85 إِنَّ ٱلَّذِى فَرَضَ عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لَرَآدُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ۬‌ۚ Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu [melaksanakan hukum-hukum] Al Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali . Wallahualam

    ReplyDelete

Chat with me

Blog Archive